MANUSIA DAN KEHIDUPAN
MANUSIA
DAN KEHIDUPAN

DI SUSUN UNTUK TUGAS AIK-1
JOKO
SIGIT (14.0601.0002)
ISTI
ARIYANI (14,0601,0025)
FITRI ANA (I4.0601.0028)
SINTA ARDI R (14.0601.0038)
DEVI N (14.0601.0050)
SINGGIH LISTYO A (14.0601.0053)
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2014
DAFTAR ISI
DAFTAR
ISI...............................................................................................................................i
BAB 1 :
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1.Latar
Belakang.........................................................................................................1
BAB 2 :
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
A.Perjalanan hidup manusia dari alam
ruh hingga alam akhirat....................................2
B.Ragam orientasi kehidupan
islam...............................................................................3
C.Tujuan dan fungsi penciptaan
manusia......................................................................3
D.Hidup sukses dalam pandangan
alqur’an...................................................................9
BAB 3 : PENUTUP................................................................................................................................12 KESIMPULAN............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sesungguhnya
manusia diciptakan oleh Allah untuk mengabdi kepada-Nya. Tetapi banyak manusia
yang tidak mengabdi kepadanya. Sehingga timbul perbuatan yang tidak baik. Orang
yang tidak beribadah (shalat) maka jiwanya dipengaruhi setan. Banyak remaja
sekarang yang melakukan perbuatan dosa disebabkan cara kurang perhatian orang
tua. Ada juga pengaruh dari agama lain, contohnya saja : Berpakai ketak atau
sempit. Oleh pakaian yang sempit itu bisa membawa manusia ke perbuatan maksiat.
Banyak tingkah laku manusia sekarang seperti hewan (binatang) yang kelihatan
sekali manusia diberi akal tetapi melakukan perbuatan yang tidak baik.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A.Perjalanan Hidup Manusia Dari Alam Ruh Hingga Alam Akhirat
1.Alam ROH
Manusia terdiri dari 2 kepribadian, yaitu
pribadi spirit/roh dan pribadi duniawi/jasad, oleh karena itu secara teoritis
dia bisa hidup dalam dua alam, yaitu alam roh dan alam duniawi. Pada awalnya
sebelum kita terlahir di Dunia yang penuh dengan kisah, cerita susah atau
senang dimana dunia penuh dengan hiasan, godaan dan ujian bagi setiap manusia.
2.Alam RAHIM
Alam rahim adalah masa perpindahan sejak
pertama dalam tulang sulbi para ayah dan rahim para ibu sebelum dilahirkan
dimana masa kehidupan manusia sejak dalam tulang sulbi ayah dan rahim ibu
sebelum dilahirkan. Ketika Allah SWT menciptakan Adam a.s. Dia menyimpankan
zurriyat di tulang punggungnya yaitu kaum “ahli kanan” (ahlulyamin) dan kaum
ahli kiri (ahlul-syimal). Allah SWT pernah mengeluarkan semua zurriyat ini dari
tulang punggung Adam a.s. pada hari mitsaaq (hari pengambilan janji manusia
untuk mengakui keesaan dan ketuhanan Allah SWT di Na'man, sebuah lembah yang
dekat padang Arafah). Mengenai hal ini Allah swt berfirman dalam surah al-A’raf
ayat 172:
"Dan (ingatlah), ketika
Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah
mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku
ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Benar (Engkau adalah Tuhan kami),
kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat
kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (anak-anak Adam) adalah
orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)".
3.Alam DUNIA
Alam Dunia adalah Masa kehidupan di dunia sejak
dilahirkan dan diwafatkan oleh Allah SWT, dimana proses perpindahan dari Alam
Rahim ke Alam Dunia bukanlah hal yang gampang. Selama sembilan bulan di alam
rahim itu, janin tumbuh dan membentuk diri sehingga menjadi bentuk yang
sempurna.
2
Dengan izin Allah SWT kita terlahir ke dunia ini
dengan perjuangan ibu yang melahirkan kita antara hidup dan mati. Al-Quran
menyebut perjuangan itu dengan istilah “wahnan ‘ala wahnin” (kelemahan di atas
kelemahan), saking sakitnya proses melahirkan itu. Hanya karena izin Allah SWT
kita bisa selamat terlahir ke dunia hingga hidup seperti sekarang ini.
"Dan sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dari (sari) tanah. Kemudian Kami jadikan (sari tanah) itu
air mani yang tersimpan dalam tempat yang kukuh (rahim). Lalu Kami jadikan air
mani itu segumpal darah, lalu gumpalan darah itu Kami jadikan segumpal daging,
dan Kami jadikan gumpalan daging itu tulang belulang, lalu Kami lapisi tulang
belulang itu dengan daging. Kemudian Kami bentuk ia jadi mahluk yang lain. Maha
Suci Allah, sebaik-baik Pencipta." (QS: Al-Mu’minun: 12-14.)
4.Alam BARZAH/KUBUR
Alam kubur disebut juga dengan alam Barzakh.
Ketika manusia meninggal, mereka akan menempati alam ini sampai hari kiamat
tiba. Alam barzah adalah suatu dunia lain yang dimasuki seseorang setelah
meninggal dunia untuk menunggu datangnya kebangkitan kembali pada hari kiamat.
Pada alam kubur akan datang malaikat mungkar dan nakir untuk memberikan
pertanyaan seputar keimanan dan amal perbuatan kita. Jika kita beriman dan
termasuk orang baik, maka di dalam kubur akan mendapatkan nikmat kubur yang
sangat menyenangkan daripada nikmat duniawi, sedangkan sebaliknya bagi orang
yang tidak beriman kepada Allah SWT, siksa kubur praneraka yang pedih sudah
menanti di depan mata.
Alam Barzah adalah kurun waktu (periode) di
antara saat kematian manusia di dunia ini dengan saat pembangkitan
(dihidupkannya kembali) manusia di Hari Pembalasan. Kita tidak mengetahui apa
yang terjadi di dalam periode ini. Namun demikian, kita dapat menyimak dari
berbagai ayat didalam kitab suci Al-Qur-an dan Hadits Nabi Muhammad SAW
mengenai periode ini. Sebagai contoh, Allah SWT berfirman dalam Surat Al-An’aam
Ayat 93
“Jika saja kamu dapat melihat betapa dahsyatnya saat
orang-orang zalim didalam sakaratul maut, Para malaikat memukul dengan tangan
mereka (seraya berkata), “Keluarkanlah nyawamu! Di hari ini kamu akan dibalas
dengan siksa yang menghinakan; karena perkataan-perkataanmu yang selama ini
kamu ucapkan perihal Allah yang tidak benar, dan kamu selalu sombong terhadap
petunjuk (ayat-ayat)-Nya.”
3
Jelaslah dari ayat ini bahwa manusia bisa
mendapatkan hukuman diwaktu kematian mereka. Dan dalam sebuah hadits Asma bin
Abu Bakar RA meriwayatkan bahwa pada suatu hari Nabi Muhammad SAW menasehati
umat dan menjelaskan perihal siksa kubur. Ketika beliau menjelaskan hal ini,
semua orang beriman mulai menangis dengan kerasnya, sehingga terciptalah
suasana seperti berbaurnya beraneka-ragam ratap-tangis. Bahwasanya Utsman bin
Affan ra. menangis ketika berdiri di atas kubur. Seseorang bertanya padanya, "Mengapa
Anda menangis karena kubur?
Ketika menerangkan mengenai surga dan neraka
Anda tidak menangis." Jawabnya, "Rasulullah saw bersabda: Kubur
adalah tempat awal bagi akhirat. Jika seseorang selamat dalam kubur maka
harapan baik baginya. Karena sesudah itu ringan baginya. Tetapi jika seseorang
celaka dalam kubur maka pertanda buruk. Karena sesudah itu sangat berat
baginya."
5.Alam AKHIRAT
Alam akhirat adalah Masa kehidupan di alam yang
kekal dalam kenikmatan syurga atau dalam kepedihan neraka. Seseorang tidak
mungkin memiliki pengetahuan yang sempurna mengenai persoalan-persoalan yang
belum ia alami atau belum mengetahuinya secara hudhuri, atau belum ia sentuh
dengan indranya. Berangkat dari kenyataan ini, kita tidak dapat meyakini
hakikat alam akhirat dan keadaan-keadaannya secara detail dan sempurna, kita
juga tidak dapat menyingkap hakikat-hakikatnya. Meski begitu, kita bisa
mengetahui sifat-sifat akhirat melalui akal atau wahyu. Adapun sarana untuk
mengetahui sifat-sifat tersebut kita dapat mengenalnya melalui ciri-ciri dari
alam akhirat, yaitu :
1. Alam akhirat bersifat kekal dan abadi
2. Alam akhirat merupakan wadah yang pasti untuk
terealisasinya kenikmatan dan kasih sayang yang seutuhnya, tanpa ada kesusahan
dan kelelahan di dalamnya, sehingga orang-orang yang telah mencapai tingkat
kesempurnaan insaninya dapat menikmati kebahagiaan itu. Alam tersebut tidak
dicemari oleh maksiat dan penyelewengan apapun. Berbeda dengan dunia yang di
dalamnya kebahagiaan yang seutuhnya tidak mungkin terwujud. Yang hanya terwujd
di dunia adalah kebahagiaan semu dan bercampur dengan berbagai kesulitan dan
kesengsaraan.
4
3. Alam akhirat setidaknya meliputi dua bagian yang
terpisah, yang pertama adalah rahmat, dan yang kedua adalah siksa, sehingga
dapat dibedakan orang-orang yang baik dari orang-orang yang jahat, dan
masing-masing mendapatkan balasan perbuatannya.Kedua bagian ini biasa dikenal
dalam syariat dengan istilah surga dan neraka.
4. Alam akhirat itu luas sehingga bisa menampung pahala
dan siksa bagi seluruh umat manusia atas segala apa yang mereka lakukan, berupa
amal baik dan amal buruk. Misalnya, ketika seseorang melakukan pembunuhan atas
jutaan manusia yang tidak bersalah, hukuman siksa terhadapnya semestinya bisa
terjadi di alam itu. Begitu pula sebaliknya, jika seseorang menyelamatkan nyawa
jutaan umat manusia, ia dapat menerima pahala setimpal yang terdapat di alam
tersebut.
5. Alam akhirat itu merupakan tempat pembalasan, bukan
tempat pembebanan tugas dan tanggung jawab.
6. Alam Setelah Hari Akhir
1. Yaumul Barzah, adalah hari penantian seluruh
umat manusia yang telah meninggal. Yaitu nanti masa dibangkitkan
manusia dari alam kubur untuk menhadap kepada Allah guna mempertanggungjawabkan
seluruh amal perbuatan ketika di dunia.
2. Yaumul Ba'as, adalah hari dibangkitkannya manusia
dari alam kubur.
3. Yaumul Mahsyar, adalah hari dikumpulkannya manusia
setelah dibangkitkan dari alam kubur, untuk menunggu pengadilan dari Allah SWT.
4.Yaumul Hisab, adalah hari perhitungan amal perbuatan
manusia selama selama hidup di dunia.
5.Yaumul Mizan, adalah penimbangan amal perbuatan
manusia setelah diperhitungkan baik buruknya selama hidup di dunia.
6. Sirat, adalah jalur atau jalan penentu dari
masing-masing manusia stelah dihisab dan ditimbang amal baik buruknya. Pada
tahap ini manuisa akan ditentukan msuk neraka atau masuk surga . Hal ini
tergantung amal baik dan amal buruk.
7. Syafaat, adalah pertolongan yang diperoleh umat
manusia yang beriman, Islam dan ihsan. Pertolongan tersebut berasal dari amal
perbuatan yang baik ketika di dunia.
5
Bagi orang beriman dan beramal saleh
kelak pada hari Kiamat akan mendapat syafaat berupa kemudahan dan keringanan
dari berbagai kesulitan yang dihadapi.
8.Surga dan Neraka, adalah tempat terakhir pembalasan
manusia. Bagi yang beramal baik akan masuk surga dan sebaliknya orang yang
beramal buruk akan masuk neraka.
Nama-Nama Lain Hari Kiamat
1. Yaumul Akhir atau hari akhir, maksudnya adalah hari
yang paling akhir dalam kehidupan manusia. Setelah peristiwa kiamat ini tidak
akan dijumpai hari-hari lain kecuali hari akhir. Segala peristiwa dan
kejadiannya sudah tidak sama dengan alam di dunia.
2. Yaumul kiamat atau hari kiamat, maksudnya hari
dibangkitkannya manusia dari alam kubur untuk mempertanggungjawabkan segala
amal perbuatannya pada waktu hidup di dunia.
3. Yaumul hisab atau hari perhitungan, maksudnya
segala amal perbuatan manusia akan dihitung, sebesar apapun perbuatan tersebut
baik perbuatan yang buruk maupun perbuatan yang baik. Perhitungan ini tidak
akan mengalami kesalahan. Amal perbuatan manusia akan diperhatikan dan dimintai
pertanggungjawabannya.
4. Yaumul jaza’ atau hari pembalasan amal,
maksudnya manusia yang melakukan amal kebaikan akan mendapat balasan
surga, sedang manuisa yang melakukan amal perbuatan yang buruk atau dosa akan
mendapat balasan neraka.
5. Yaumul fasli atau hari keputusan, maksudnya setiap
manuisa di hari akhir nanti akan mendapatkan keputusan terakhir tentang
nasibnya. Hal ini sesuai dengan amal perbuatannya pada waktu di dunia.
6. Yaumul taqabun atau hari kerugian, maksudnya pada
hari kiamat nanti, dengan segala keputusan dan kepastian yang diperoleh dari
Allah, semuanya akan mengalami kerugian, terutama bagi mereka yang tidak
memperbanyak amal kebaikan dan saleh pada waktu di dunia.
7. Yaumul hasyr atau hari penyesalan, maksudnya setiap
manusia akan menyesal dengan segala amal perbuatannya. Bagi mereka yang tidak
berbuat baik akan menyesal mengapa ketika hidup di dunia tidak patuh kepada
Allah. Sedang mereka yang berbuat baik akan menyesal mengapa tidak memperbanyak
amal saleh.
8. Yaumul waid atau hari ancaman, maksudnya pada hari
kiamat nanti manusia yang berbuat buruk di dunia akan mendapat siksaan dari
Allah SWT.
6
9. Yaumud hid atau hari pertanggungjawaban agama,
maksudnya pada hari kiamat nanti setiap manusia akan
mempertanggungjawabkankebenaran agama yang dianutnya.
B Ragam Orientasi Hidup Manusia
Manusia sebagai khalifatullah
menempati dua posisi ganda (double position ) diruang publik (public
sphere) yang sangat luas. Di satu sisi merupakan agen pencerahan, namun pada
saat bersamaan manusia justru menjadi agen kerusakan (al-fasid ). Ada 2
hal yang harus diperhatikan oleh setiap orang dalam menyikapi orientasi hidup,
yaitu: 1. Orientasi Hidup yang salah Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an QS.
Al-Baqarah ayat 200, bahwa ada di antara manusia yang orientasi hidupnya
didunia hanya mengejar kenikmatan duniawi, sehingga ia lupa bahkan tidak pernah
memikirkan nasib hidupnya di akhirat kelak.
Hal ini sesuai dengan firman Allah
QS. Al-Baqarah ; 200 sebagai berikut: Potongan ayat ini menjelaskan bahwa ada
sebagian di antara manusia yang berdo’a kepada Allah “
ya Tuhan kami, berilah kami kebahagiaan di
dunia”.
Maksudnya seseorang yang memohon
kepada Allah apa yang diharapkan didunia ini untuk menyenangkan hatinya, namun
di sisi lain si pemohon (orang yang berdo’a) tidak bermohon untuk kehidupan di
dunia yang khasanah dan juga tidak berdo’a sesuatu apapun yang menyangkut
akhirat. Oleh karena itu, Allah mungkin akan mengabulkan permohonan mereka,
tetapi tidak ada baginya sedikitpun bagian yang menyenangkan di akhirat,
karena dia tidak mengharapkannya apalagi berusaha meraihnya. Bertolak pada
orientasi hidup semacam ini, maka karakteristik yang dimiliki orang tersebut
hanyalah; Obsesi mengejar kenikmatan dunia, Bertambahnya ambisi untuk
memperbanyak kesenangan hidup diduniawi, merasa senang atas apa yang diperoleh
dari kesenangan duniawi, merasa berat untuk berjuang dijalan Allah, dan
memandang kehidupan didunia sebagai satusatunya kehidupan dan dunia
segala-galanya.
2. Orientasi Hidup yang Benar Allah tidak menghendaki
kehidupan manusia yang memberatkan, justru sebaliknya yang dikehendaki Allah
adalah kehidupan yang mudah.Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ; 256
7
Tidak ada
paksaan untuk (memasuki) agama (islam); Sesungguhnya telah jelas jalan
yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada
Thaghut (syaitan dan apa saja yang disembah selain Allah) dan beriman kepada
Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat
yang tidak akan putus. Dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”
Adapun jaminan Allah yang diberikan kepada orang-orang
yang mengikuti jalan yang benar maka ia akan dipermudah ketika menghadapi
kesulitan, urusannya dijadikan mudah oleh Allah, dihapus kesalahannya,
disediakan surga yang luas seluas langut dan bumi, Allah senantiasa bersama
orang-orang yang taqwa, akan mendapat berkah dari langit dan dari bumi,
hidupnya tidak akan merasa takut dan sedih, hidupnya tidak akan celaka dan
tersesat, Allah akan menjadikan hidupnya di dunia dengan kebaikan dan
memberinya pahalayang besar di akhirat.
C. FUNGSI DAN TUJUAN MANUSIA
Manusia
diciptakan dan ada di bumi ini tidak hanya sekedar untuk hidup saja. Alloh SWT
menciptakan manusia dengan bentuk yang sempurna, yang dilengkapi dengan akal
dan pikiran. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia tersebut merupakan
konsekuensi suatu tugas yang diamanahkan kepada manusia di muka bumi ini.
Sebagai makhluk yang telah diberi
kesempurnaan, manusia haruslah mampu menempatkan dirinya sesuai dengan hakikat
diciptakannya yakni sebagai penjaga atau pengelola bumi, atau dengan kata lain
sebagai khalifah.
Apa yang dimaksud dengan khalifah?
Khalifah
berasal dari kata khalafa yakhlifu khilafatan atau khalifatan, yang berarti
meneruskan. Sehingga kata khalifah dapat diartikan sebagai pemilih atau penerus
ajaran Alloh SWT.
Arti asal khalifah ialah “di
belakang”, dan karena arti ini maka khalifah sering diartikan “pengganti”
(karena yang menggantikan selalu berada di belakang, atau datang sesudah yang
digantikan). Menggantikan yang lain berarti melaksanakan sesuatu atas nama yang
digantikan, baik bersama-sama dengan yang digantikannya maupun sesudahnya.
Kekhalifahan juga terlaksana atau dilaksanakan karena ketiadaan tempat,
kematian, atau ketidakmampuan orang yang digantikan, dan dapat juga sebagai
penghormatan yang diberikan dari yang digantikan kepada yang menggantikan.
8
Karena tanggung jawab yang berat
inilah, eksistensi (keberadaan) manusia sebagai khalifah Alloh, sempat
diragukan malaikat. Malaikat malah mempunyai anggapan yang berbeda tentang
eksistensi manusia. Mereka beranggapan bahwa manusia tidaklah pantas untuk
menyandang gelar khalifah, karena manusia dalam pandangan malaikat adalah
makhluk yang pekerjaannya hanya membunuh dan membuat kerusakan di muka bumi.
Allah
berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda
ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu,
Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya
Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan
dan apa yang kamu sembunyikan ?"
(QS. Al-Baqarah:31-33)
Kecerdasan manusia terletak pada
otaknya. Semua saraf, pikiran dan kecerdasan manusia bersumber dari otaknya
(akalnya). Dengan kecerdasan akalnya, manusia mampu menciptakan sesuatu demi
kemudahan hidupnya dengan teknologi-teknologi terbaru. Itu semua merupakan
anugerah dari Alloh yang diberikan kepada manusia berupa akal pikiran, sehingga
manusia dengan mudah mampu menyerap berbagai ilmu pengetahuan dan
mengembangkannya.
Anggapan
malaikat yang menyatakan bahwa manusia tidak akan bisa menjalankan tugas
kekhalifahannya, bahkan hanya bisa menumpahkan darah dan berbuat kerusakan di
bumi, akan terjadi manakala tidak ada keseimbangan antara seluruh jenis
kecerdasan yang telah dikaruniakan oleh Alloh kepada manusia.
Manusia
bukanlah sebangsa malaikat atau iblis. Dia tidak pasti atau tidak selalu taat,
tunduk dan patuh, tetapi juga tidak selalu jahat, membangkang dan sesat. Dia
adalah makhluk yang hidupnya senantiasa berada di antara dua kekuatan malaikat
dan iblis. Dia bisa terdorong untuk melakukan kemaksiatan, tapi karena dia
adalah makhluk yang memiliki kesadaran memilih, dia juga berpotensi untuk
menjadi makhluk yang taat seperti malaikat. Kelebihan karena manusia mahkluk
yang diberi kesadaran dan kebebasan memilih inilah yang menyebabkan status
sebagai khalifah di bumi jatuh ke tangan manusia.
Kelebihan lain yang dimiliki manusia
yang tidak dimiliki oleh malaikat sekalipun, bahwa manusia adalah makhluk yang
disiapkan untuk berpengetahuan. Alloh SWT mengajari Nabi Adam as. dengan
nama-nama di mana hal ini tidak pernah diajarkan sebelumnya kepada para
malaikat, merupaka proses awal dari sejarah dipersiapkannya manusia sebagai
makhluk yang berpengetahuan.
9
Dari kelebihan ini dapat dipahami bahwa
sesungguhnya ilmu lebih penting daripada ibadah, dan ilmu merupakan syarat yang
harus dimiliki oleh seseorang untuk menjalankan kekhalifahan di muka bumi ini.
Apabila ibadah lebih penting dan yang menjadi syarat untuk menjalankan
kekhalifahan, tentu malaikat yang akan dipilih Alloh SWT sebagai khalifah,
karena jauh sebelum Adam diciptakan, malaikat sudah menjadi makhluk yang taat
beribadah kepada Alloh SWT.
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam
sejarah terdapat khalifah-khalifah yang berlaku sewenang-wenang dengan alasan bahwa
mereka adalah wakil Tuhan di bumi. Namun dalam hal ini mereka sangat
keliru dalam memahami dan mempraktekkan kekhalifahan itu.
Hubungan
antara manusia dengan alam atau hubungan manusia dengan sesamanya, bukan
merupakan hubungan antara penakluk dan yang ditaklukkan, atau antara tuan
dengan hambanya, tetapi hubungan kebersamaan dalam ketundukkan kepada Alloh
SWT. Karena walaupun manusia mampu mengelola (menguasai), namun hal tersebut
bukan akibat kekuatan yang dimilikinya, tetapi akibat Alloh SWT menundukkannya
untuk manusia.
Dengan
demikian, kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia dengan
sesamanya dan manusia dengan alam sesuai petunjuk-petunjuk Alloh yang tertera
dalam wahyu-wahyu-Nya.Semua itu harus ditemukan kandungannya oleh manusia
sambil memperhatikan perkembangan situasi lingkungannya.
Untuk
bisa menjalankan fungsi khalifah, manusia harus menegakkan nilai-nilai
kebenaran dan keadilan serta menyiarkan kebaikan kemaslahatan.Ini merupakan
perkara yang sangat mendasar untuk diterapkan.Tanpa kebenaran dan keadilan
serta kebaikan dan kemaslahatan, tidak mungkin tatanan kehidupan umat manusia
bisa diwujudkan, karenanya ini menjadi persyaratan utama bagi manusia untuk
menjalankan fungsi khalifah pada dirinya.
Penggunaan
istilah khalifah dalam bentuk mufrad (tunggal) yang berarti penguasa politik
untuk mengelola wilayah territorial tertentu hanya digunakan pada zaman nabi,
dan tidak digunakan untuk manusia pada umumnya.Sedangkan untuk manusia pada
umumnya biasa digunakan istilah “Khala’if” yang menyandang arti luas, yaitu
bukan hanya sebagai penguasa politik tetapi juga penguasa dalam berbagai bidang
kehidupan.
Selain
sebagai khalifah di muka bumi, Alloh SWT menciptakan manusia supaya mereka
beribadah dan menyembah kepada Alloh
10
Ibadah dibagi menjadi ibadah hati,
lisan dan anggota badan.Rasa khauf (takut), raja’ (mengaharap), mahabbah
(cinta), tawakkal (ketergantungan), raghbah (senang), dan rahbah (takut) adalah
ibadah qalbiyah (yang berkaitan dengan hati.
Sedangkan
tasbih, tahlil, takbir, tahmid, dan syukur dengan lisan dan hati adalah ibadah
lisaniyah qalbiyah (lisan dan hati). Sedangkan sholat, zakat, haji dan jihad
adalah ibadah badaniyah qalbiyah (fisik dan hati)
Alloh
memberitahukan bahwa hikmah penciptaan jin dan manusia adalah agar mereka
melaksanakn ibadah hanya kepada Alloh. Dan Alloh Mahakaya, tidak membutuhkan
ibadah mereka, akan tetapi merekalah yang membutuhkannya karena
ketergantungannya kepada Alloh SWT.
Maka
barangsiapa yang menolak beribadah kepada Alloh, ia adalah sombong.
Siapa yang beribadah kepada-Nya tetapi dengan selain
apa yang disyari’atkan-Nya maka dia adalah mubtadi’ (pelaku bid’ah). Dan
barangsiapa yang beribadah kepada-Nya hanya dengan apa yang disyari’atkan-Nya,
maka dia adalah muwahhid (yang mengesakan Alloh).
Untuk bisa menjalankan fungsi
khalifah, manusia harus menegakkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan serta
menyiarkan kebaikan dan kemaslahatan, ini merupakan perkara yang sangat
mendasar untuk bisa diterapkan.Tanpa kebenaran dan keadilan serta kebaikan dan
kemaslahatan tidak mungkin tatanan kehidupan umat manusia bisa diwujudkan.
Karenanya ini menjadi persyaratan utama bagi manusia unutk menjalankan fungsi
khalifah pada dirinys
C. Hidup Sukses dalam Pandangan
Al-Qur’an
Uraian diatas telah menggambarkan jalan kehidupan di
dunia yang harus dipilih oleh setiap manusia sebagai makhluk Allah yang mulia,
yaitu jalan yang benar dan jalan yang salah. Untuk itu, maka Al-Qur’an
menjelaskan tentang kehidupan di dunia yang harus dilalui oleh setiap manusia,
sehingga dia dapat meraih kesuksesan hidup didunia dan akhirat sebagai berikut:
1. Menyeimbangkan Duniawi dan Ukhrowi Manusia dituntut untuk melakukan
pengembangan diri secara seimbang, antara aspek spritualitas yang lebih
mengarah untuk menjalin hubungan harmonis kepada Allah Yang Maha Agung, juga
pengembangan fungsi ilmu dan akal dalam rangkah untuk memahamititah Allah dimuka
bumi secara praktis. Dari kedua hal terebut akan membawa manusia pada
pola hidup yang seimbang, dan akan nampak sempurna diperkuat do’a yang setiap
saat selalu dibaca dalam QS.Al-Baqarah ; 201
11
BAB 3
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Manusia diciptakan dengan bentuk
yang sempurna yang dilengkapi dengan akal dan pikiran (kecerdasan).Tentunya
dengan kesempurnaan itu pastilah Alloh dalam menciptakan manusia mempunyai
suatu tujuan dan hikmah.Karena tidak ada sesuatupun yang diciptakan Alloh kecuali
ada hikmah dan tujuannya.Tujuan diciptakannya manusia di muka bumi ini adalah
supaya menyembah (beribadah) kepada Alloh dan menjadi khalifah di muka bumi
ini.Dalam menyembah atau beribadah kepada Alloh harus disertai dengan rasa
ikhlas dan menumbuhkan rasa cinta kepada Alloh.Ibadah atau menyembah kepada
Alloh bukan merupakan suatu paksaan atau kebutuhan Alloh, tetapi ini merupakan
kebutuhan dari umat manusia yang selalu membutuhkan Alloh dalam setiap langkah
hidupnya.Begitu pula tugas sebagai khalifah di muka bumi ini.Khalifah bukan
berarti menguasai alam dengan cara-cara yang tidak disyari’atkan-Nya, tetapi
antara manusia dengan alam seharusnya terdapat hubungan kebersamaan dalam
ketundukkan kepada Alloh SWT.
12
DAFTAR PUSTAKA
Azra, Azyumardi, dkk. 2002. Buku Teks Pendidikan Agama Islam Pada
Perguruan Tinggi Umum. Jakarta:Departemen Agama RI.
Gojali, Nanang. 2004. Manusia, Pendidikan dan Sains dalam Perspektif Tafsir Hermeneutik. Jakarta:PT
Rineka Cipta.
Tim Dosen PAI. 2010. Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi. Madiun:IKIP PGRI
Madiun.
Comments
Post a Comment