ELIMINASI BOWEL
KEPERAWATAN DASAR
ELIMINASI BOWEL

DI SUSUN OLEH :
PITOYO
JOKO SIGIT
DIKA MERLINA
DIKA MERLINA
HENI SEPTRYANINGRUM
AKHMAD FAIZIN
EVIE INDAYANI
FIFI ELLA KURNIYAWATI
DIANA WERDININGSIH
DIANA WERDININGSIH
TIKA RESTU NINGTYAS
BELLA ZUHROTUL FALAH
RINI LISTYOWATI
ONGKY SATIA PAMBUDI
HANIF NUR AFIF
PROGRAM STUDI D3-KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2014
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb
Alhamdulillah
, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, hidayah dan
karunianya yang tiada ternilai kepada penyusun, shalawat serta salam semoga
tercurah pada Rasululloh Muhammad SAW, keluarga dan segenap sahabat –
sahabatnya, hingga akhir jaman, Amin.
Penyusun
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan,
dorongan dan do’a, semoga Allah membalas amal baik yang telah dilakukan
umat-Nya atas sesama.Amin
Kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca makalah ini sangat penyusun harapkan
demi penyempurnaan makalah ini, karena penyusun menyadari bahwa makalah ini
jauh dari sempurna.
Akhirnya hanya
kepada-Nyalah kita memohon semoga Allah SWT menjadikan berbagai amalan kita
ikhlas karena-Nya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Magelang,17 November 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR
ISI.............................................................................................................ii
BAB
1 : PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang....................................................................................................... 1
B.Tujuan Masalah...................................................................................................... 2
C,Tujuan
Masalah ..................................................................................................... 2
BAB
2 : PEMBAHASAN
A.Pengertian
Eliminasi Fekal.................................................................................... 3
B.Anatomi
dan Fisiologi Feses...................................................................................3
C. Proses Defekasi..................................................................................................... 4
D. Karakteristik Feses Normal................................................................................... 4
E. Susunan Feses........................................................................................................ 5
F
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Defekasi......................................................... 5
G.Masalah-Masalah
Umum Pada Eliminasi Feses..................................................... 6
H.Asuhan
Keperawatam ........................................................................................... 8
BAB
3 : PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................................... 12
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................... 13
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Eliminasi
fekal adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh berupa bowel (feses).
Pengeluaran feses yang sering, dalam jumlah besar dan karakteristiknya normal
biasanya berbanding lurus dengan rendahnya insiden kanker kolorektal
(Robinson& Weigley, 1989). Defekasi adalah pengeluaran feses dari anus dan
rektum. Hal ini juga disebut bowel movement. Frekwensi defekasi pada setiap
orang sangat bervariasi dari beberapa kali perhari sampai 2 atau 3 kali
perminggu. Banyaknya feses juga bervariasi setiap orang. Ketika gelombang
peristaltik mendorong feses kedalam kolon sigmoid dan rektum, saraf sensoris
dalam rektum dirangsang dan individu menjadi sadar terhadap kebutuhan untuk
defekasi. Eliminasi yang teratur dari sisa-sisa produksi usus penting untuk
fungsi tubuh yang normal. Perubahan pada eliminasi dapat menyebabkan masalah
pada gastrointestinal dan bagian tubuh yang lain. Karena fungsi usus tergantung
pada keseimbangan beberapa faktor, pola eliminasi dan kebiasaan masing-masing
orang berbeda. Klien sering meminta pertolongan dari perawat untuk memelihara
kebiasaan eliminasi yang normal. Keadaan sakit dapat menghindari mereka sesuai
dengan program yang teratur. Mereka menjadi tidak mempunyai kemampuan fisik
untuk menggunakan fasilitas toilet yang normal ; lingkungan rumah bisa
menghadirkan hambatan untuk klien dengan perubahan mobilitas, perubahan
kebutuhan peralatan kamar mandi. Untuk menangani masalah eliminasi klien,
perawata harus mengerti proses eliminasi yang normal dan faktor-faktor yang
mempengaruhi eliminasi Eliminasi produk sisa pencernaan yang teratur merupakan
aspek penting untuk fungsi normal tubuh. Perubahan eliminasi dapat menyebabkan
masalah pada sistem gastrointestinal dan system tubuh lainnya.
1
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Pencernaan normal dan eliminasi ?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi eliminasi ?
3. Apa saja masalah defekasi yang umum ?
4. Apa itu diversi usus ?
5. Bagaimana proses keperawatan eliminasi fekal ?
1. Apa itu Pencernaan normal dan eliminasi ?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi eliminasi ?
3. Apa saja masalah defekasi yang umum ?
4. Apa itu diversi usus ?
5. Bagaimana proses keperawatan eliminasi fekal ?
C.
TUJUAN
1. Mengetahui pencernaan normal dan eliminasi.
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi eliminasi.
3. Mengetahui masalah defekasi yang umum.
4. Mengetahui diversi usus.
5. Mengetahui proses keperawatan dan eliminasi fekal.
1. Mengetahui pencernaan normal dan eliminasi.
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi eliminasi.
3. Mengetahui masalah defekasi yang umum.
4. Mengetahui diversi usus.
5. Mengetahui proses keperawatan dan eliminasi fekal.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN ELIMINASI FEKAL
Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolisme
tubuh baik berupa urin atau bowel (feses).Secara normal, makanan & cairan
masuk kedalam mulut, dikunyah (jika padat) didorong ke faring oleh lidah dan
ditelan dengan adanya refleks otomatis, dari esofagus kedalam lambung.
Pencernaan berawal dimulut dan berakhir diusus kecil walaupun cairan akan
melanjutkannya sampai direabsorpsi di kolon.
B.
ANATOMI DAN FISIOLOGI ELIMINASI FESES
® Saluran
gastrointestinal bagian atas
Makanan
yang masuk akan dicerna secara makanik dan kimiawi di mulut dan di lambung
dengan bantuan enzim, asam lambung. Selanjutnya makanan yang sudah dalam bentuk
chime di dorong ke usus halus.
® Saluran
gastrointestinal bagian bawah
Saluran
gastrointestinal bawah meliputi usus halus dan usus besar.
Usus halus terdiri dari
deudonum, jejunum, dan ileum yang panjangnya kira-kira 6 meter dan diameter 2,5
cm.
Usus besar terdiri dari
secum, kolon, dan rectum yang kemudian bermuara pada anus. Panjang usus besar kira-kira 1,5 meter dan
diameter kira-kira 6 cm.
Usus
menerima zat makanan yang sudah berbentuk chime
(setengah padat) dari lambung untuk mengabsorbsi air, nutrient, dan
elektrolit. Usus sendiri mengsekresi mucus, potassium, bikarbonat, dan enzim.
Chime bergerak karena adanya peristaltic
usus dan akan berkumpul menjadi feses si usus besar. Dari makan sampai mencapai
rectum normalnya diperlukan waktu 12 jam. Gerakan kolon terbagi menjadi 3
bagian :
3
1) Haustral
shuffing :
Gerakan
mencampur chime untuk membantu absorbsi air.
2) Kontraksi
haustral :
Gerakan
untuk mendorong materi cair dan semi padat sepanjang kolon.
3) Gerakan
peristaltic
Berupa
gelombang, gerakan maju ke anus.
C.
PROSES
DEFEKASI
Defekasi
adalah proses pembuangan atau pengeluaran sisa metabolisme berupa feses dan
flatus yang berasal dari saluran pencernaan melalui anus.
Dalam
proses defakasi ada dua macam refleks :
1) Refleks
defeksi intrinsic
Berawal
dari feses yang masuk ke rectum sehingga terjadi distensi rectum, yang kemudian
menyebabkan rangsangan pada fleksus mesentrikus dan terjadilah gerakan
periltastik. Setelah feses tiba di anus, secara sistematis spinter interna
relaksasi maka terjadilah defekasi.
2) Refleks
defekasi parasimpatis
Feses
yang masuk ke rectum akan merangsang saraf rectum yang kemudidan diteruskan ke
spinal cord kemudian dikembalikan ke kolon desenden, sigmoid dan rectum yang
menyebabkan intensifnya periltastik, relaksasi spinter internal, maka
terjadilah defekasi.
D.
KARAKTERISTIK
FESES NORMAL
Feses terdiri dari 75% air dan 25% materi padat.
Feses normalnya berwarna coklat karena pengaruh sterkobilin, mobilin, dan
aktivitas bakteri. Bau khas pengaruh mikroorganisme. Konsistensi lembek namun
berbentuk.
4
Karakteristik
gas (flatus) normal
Gas yang dihasilkan dalam proses pencernaan
normalnya 7-10 liter jam. Jenis gas yang
terbanyak adalah CO2. metana, H2S, O2, dan
nitrogen.
E.
SUSUNAN
FESES,TERDIRI DARI
:
·
Bakteri yang umumnya
sudah mati
·
Lepasan epitelium dari usus
·
Sejumlah kecil zat nitrogen terutama
musin (mucus)
·
Garam terutama kalsium fosfat
·
Sedikit zat besi dari selulosa
·
Sisa zat makanan yang tidak dicerna dan
air (100 ml)
F.
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI DEFEKASI :
a) Usia
Pada
bayi kontrol defekasi belum berkembang, sedangkan pada lanjut usia kontrol
defekasi menurun
b) Diet
Banyaknya
makanan yang dikonsumsi akan mempengaruhi defekasi dan makanan berserat akan
mempercepat produksi feses.
c) Asupan
Cairan
Cairan mengencerkan isi usus, memudahkan bergerak melalui
kolon. Asupan cairan yang menurun memperlambat pergerakan makanan yang melalui
usus.
d) Aktivitas
fisik
Gerakan periltastik akan memudahkan bahan feses
bergerak sepanjang kolon.
e) Anestesi
dan pembedahan
Anestesi
umum dapat menghalangi implus parasimpatis, sehingga kadang-kadang dapat
menyebabkan ileus usus.
5
f) Iritan
Zat
seperti makanan pedas, toxin bakteri dan racun dapat mengiritasi saluran
intestinal dan menyebabkan diare dan
sering menyebabkan flatus.
g) Faktor
Psikologi
Apabila
individu megalami kecemasan, ketakutan, atau marah, muncul respon stres, yang
memungkinkan tubuh membuat pertahanan. Untuk meyediakan nutrisi yang dibutuhkan
dalam upaya pertahanan tersebut, proses pencernaan dipercepat dan peristaltik
meningkat.
h) Kebiasaan
Pribadi
i)
Posisi Selama Defekasi
Posisi jongkok merupakan posisi yang
normal saat melakukan defekasi. Toilet moderen dirancang untuk menfasilitasi
posisi ini, sehaingga memungkinkan individu untuk duduk tegak kearah depan,
mengeluarkan tekanan intraabdomen dan mengontraksi otot – otot pahanya.
j)
Nyeri
Klien sering kali mensupresi
keinginannyan untuk berdifikasi guna menghindari rasa nyeri yang mungkin akan
timbul akibat kondisi yang abnormal.
k) Kehamilan
Wanita
hamil yang sering megeden selama defikasi dapat menyebabkan terbentuknya
hemoroid yang permanen.
l)
Obat – obatan
G.
MASALAH-MASALAH
UMUM PADA ELIMINASI FESES
1)Konstipasi
Merupakan
gangguan eliminasi yang disebabkan adanya feses yang kering dan keras melalui
usus besar.
6
Penyebab konstipasi :
a. Pola
BAB yang tidak teratur.
b. Penggunaan
laksatif yang berlebihan.
c. Peningkatan
stress psikologis.
d. Ketidaksesuaian
diet.
e. Obat-obatan.
f. Latihan
yang tidak cukup.
2) Impaksi feses (tertahannya feses)
Impaksi feses dapat didefenisikan
sebagai suatu massa atau kumpulan yang mengeras, feses seperti dempul pada
lipatan rektum. Impaksi terjadi pada retensi yang lama dan akumulasi dari
bahan-bahan feses. Pada impaksi yagn gawat feses terkumpul dan ada di dalam
colon sigmoid.
Tanda-tanda impaksi :
a.
Diare.
b.
Kotoran yang tidak normal.
c.
Cairan merembes keluar feses sekeliling dari massa
yang tertahan.
1)
Diare
Keluarnya feses cairan dan meningkatnya frekuensi buang air besar
akibat cepatnya chime melewati usus besar, sehingga usus besar tidak memilki
waktu cukup untuk menyerap air.
Penyebab diare :
a.
Stress fisik
b.
Obar-obatan
c.
Alergi
d.
Penyakit kolon
e.
Iritasi intestinal
2)
Kembung
Flatus yang berlebihan di daerah intestinal sehingga menyebabkan
distensi intestinal.
7
Penyebab kembung :
a.
Konstipasi
b.
Penggunaan obat-obat
c.
Mengonsumsi makanan yang
banyak mengandung gas
3)
Hemorroid
Merupakan pelebaran vena di daerah anus sebagai akibat peningkatan
tekanan di daerah tersebut.
Penyebab hemorroid :
a.
Konstipasi kronis
b.
Peregangan maksimal saat
defekasi
c.
Kehamilan
d.
Obesitas
H.
ASUHAN KEPERAWATAN
1.
Pengakajian
·
Riwayat Keperawatan
a) Pola
defekasi : frekuensi, pernah berubah.
b) Perilaku
defekasi :penggunaan laksatif, cara mempertahankan pola.
c) Deskripsi
feses : warna, bau, dan tekstur.
d) Diet
: makanan yang mempengaruhi defekasi, makanan yang biasa dimakan, makanan yang
dihindari, dan pola makan yang teratur atau tidak.
e) Cairan
:jumlah dan jenis minuman /hari.
f) Aktivitas
: kegiatan sehari-hari.
g) Kegiatan
yang spesifik.
h) Penggunaan
medikasi : obat-obatan yang mempengaruhi defekasi.
8
i)
Stress : stress berkepanjangan atau
pendek, koping untuk menghadapi atau bagaimana menerima.
j)
Pembedahan / penyakit menetap.
·
Pemeriksaan fisik
a) Abdomen
: distensi, simetris, gerakan periltastik, adanya massa pada perut.
b) Rectum
dan anus : tanda-tanda imflamasi, perubahan warna, lesi, fistula, hemorrhoid,
adanya massa.
·
Keadaan feses
a) Konsistensi,
bentuk, bau, warna, jumlah, unsure abnormal dalam feses berupa lendir.
·
Pemeriksaan diagnostic
a) Anuskopi
b) Progtosimoidoskop
c) Rontgen
dengan kontras
2.
Diagnosa
keperawatan
a. Gangguan
eliminasi feses :konstipasi (actual/resiko)
Definisi : kondisi di mana seseorang
mengalami perubahan pola yang normal dalam berdefikasi dengan karakteristik
menurunnya frekuensi buang air besar dan feses yang keras.
Kemungkinan yang berhubungan :
a) Imobilisasi
b) Menurunnya
aktivitas fisik
c) Ileus
d) Stress
e) Kurang
privasi
f) Menurunnya
mobilitas intestinal
g) Perubahan
atau pembatasan diet
9
Kemungkinan data yang ditemukan :
a) Menurunnya
bising usus
b) Mual
c) Nyeri
abdomen
d) Adanya
massa pada abdomen bagian kiri bawah
e) Perubahan
konsistensi feses, frekuensi BAB
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada
:
a) Anemia
b) Hipotiroidisme
c) Dialisa
ginjal
d) Paralysis
e) Cidera
spinal cord
f) Imobilisasi
yang lama
Tujuan yang diharapkan :
a) Pasien
kembali normal
b)
Terjadi
perubahan pola hidup untuk menurunkan factor penyebab koknstipasi
3. Rencana tindakan :
a) Kaji
perubahan faktor yang mempengaruhi masalah eliminasi
b) Kurangi
faktor yang mempengaruhi terjadinya masalah seperti konstipasi akibat nyeri dan
inkontenensia usus
c) Jeleskan
mengenai eliminasi yang normal kepada pasien
d) Bantu
defikasi secara manual
e) Bantu
latihan buang air besar
f) Pertahankan
asupan makanan dan minuma
10
4. Pelaksanaan :
a) Menyiapkan
feses untuk bahan pemeriksaan
b) Menolong
buang air besar dengan menggunakan pispot
c) Memberikan
gliserin untuk merangsang peristaltic usus sehingga pasien dapat buang air
besar
d) Mengeluarkan
feses dengan jari
e) Kolaborasi dengan ahli gizi
5.
Evaluasi
Evaluasi terhadap kebutuhan eliminasi
dapat dinilai dengan adanya kemampuan dalam :
a) Memahami
cara eliminasi yang normal
b) Mempertahankan
defektasi secara normal yang ditunjukan dengan kemampuan pasien dalam
mengontrol defektasi tanpa bantuan obat atau enema , berpartisipasi dalam program
latihan secara teratur
c) Mempertahankan
rasa nyaman yang ditunjukan dengan kenyamanan dalam kemampuan defikasi , tidak
terjadi bleeding , tidak terjadi inflamasi dan lain-lain
d) Mempertahankan
integritas kulit yang ditunjukan dengan keringnya area perianal tidak ada inflamasi atau ekskoriasi ,
keringnya kulit sekitar stoma dan lain-lain
e) Melakukan
latihan secara teratur , seperti rentang gerak atau aktifitas lain (jalan ,
berdiri , dll)
f) Mempertahankan
asupan makanan dan minuman yang cukup dapat ditunjukan dengan adanya kemampuan
dalam merencanakan pola makan , seperti makan dengan tinggi atau rendah serat
(tergantung dari tendensi diare / konstipasi serta mampu minum 2000 – 3000 ml)
11
BAB
3
PENUTUP
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Eliminasi fekal adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh berupa bowel (feses). Faktor yang mempengaruhi eleminasi fecal yaitu, usia, diet, asupan Cairan, aktivitas Fisik, faktor Psikologis, kebiasaan pribadi, Posisi Selama Defekasi, Nyeri, Kehamilan, Pembedahan dan Anestesia, Obat-obatan, Pemeriksaan Diagnostik. Dengan kita mengetahui faktor-faktor tersebut akan mempermudah saat kita melakukan asuhan keperawatan.
Eliminasi fekal adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh berupa bowel (feses). Faktor yang mempengaruhi eleminasi fecal yaitu, usia, diet, asupan Cairan, aktivitas Fisik, faktor Psikologis, kebiasaan pribadi, Posisi Selama Defekasi, Nyeri, Kehamilan, Pembedahan dan Anestesia, Obat-obatan, Pemeriksaan Diagnostik. Dengan kita mengetahui faktor-faktor tersebut akan mempermudah saat kita melakukan asuhan keperawatan.
12
DAFTAR
PUSTAKA
Alimul,
Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar
Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan
Perry,
Potter. 2005. Fundamental keperawatan,
edisi 4, volume 1.
Jakarta
: EGC
Perry,
Potter. 2005. Fundamental keperawatan,
edisi 4, volume 2.
Jakarta
: EGC
Comments
Post a Comment