KONSEP KEBUTUHAN CAIRAN
KEPERAWATAN DASAR
KONSEP KEBUTUHAN CAIRAN
DI SUSUN OLEH :
PITOYO (14.0601.0001)
JOKO SIGIT (14.0601.0002)
DIKA MERLINA
(14.0601.0004)
HENI SEPTRYANINGRUM
(14.0601.0005)
AKHMAD FAIZIN (14.0601.0006)
EVIE INDAYANI (14.0601.0007)
FIFI ELLA KURNIYAWATI (14.0601.0008)
DIANA WERDININGSIH
(14.0601.0009)
TIKA RESTU NINGTYAS
(14.0601.0010)
BELLA ZUHROTUL FALAH
(14.0601.0011)
RINI LISTYOWATI
(14.0601.0012)
ONGKY SATIA PAMBUDI
(14.0601.0013)
HANIF NUR AFIF (14.0601.0014)
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2014
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb
Alhamdulillah
, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, hidayah dan
karunianya yang tiada ternilai kepada penyusun, shalawat serta salam semoga
tercurah pada Rasululloh Muhammad SAW, keluarga dan segenap sahabat –
sahabatnya, hingga akhir jaman, Amin.
Penyusun
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan,
dorongan dan do’a, semoga Allah membalas amal baik yang telah dilakukan
umat-Nya atas sesama.Amin
Kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca makalah ini sangat penyusun harapkan
demi penyempurnaan makalah ini, karena penyusun menyadari bahwa makalah ini
jauh dari sempurna.
Akhirnya
hanya kepada-Nyalah kita memohon semoga Allah SWT menjadikan berbagai amalan
kita ikhlas karena-Nya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Magelang,20 Oktober
2014
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR
ISI............................................................................................................. ii
BAB
1 : PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A.
Latar Belakang.......................................................................................... 1
B.
Tujuan Penulisan....................................................................................... 1
C.
Rumusan Masalah..................................................................................... 1
BAB
2 : PEMBAHASAN......................................................................................... 2
A.Pengertian.................................................................................................. 2
B.Distribusi
Cairan Tumbuh.......................................................................... 2
C.Elektrolit
Tubuh......................................................................................... 2
D.Pergerakan
Cairan Dan Elektrolit.............................................................. 3
E.
Pengaturan Cairan Tumbuh....................................................................... 4
F.
Pengaturan Elektrolit................................................................................. 6
G.
Keseimbangan Asam Basa........................................................................ 7
H.
Proses Keperawatan.................................................................................. 8
BAB
3 : PENUTUP................................................................................................... 10
A.KESIMPULAN......................................................................................... 10
B.SARAN...................................................................................................... 10
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Kehidupan
manusia sangat bergantung pada apa yang ada di sekelilingnya termasuk dalam
memenuhi kebutuhan dasarnya yaitu makan dan minum lebih kurang 60% berat badan
orang dewasa pada umumnya terdiri dari cairan (air dan elektrolit). Faktor yang
mempengaruhi jumlah cairan tubuh adalah umur, jenis kelamin, dan kandungan
lemak dalam tubuh. Secara umum orang yang lebih muda mempunyai presentase
cairan tubuh yang lebih tinggi dibandingkan orang yang lebih tua, dan pria
secara proposional mempunyai lebih banyak cairan tubuh dibandingkan dengan
wanita. Oranag yang lebih gemuk mempunyai caian yang lebih sedikit dibandingkan
orang yang lebih kurus, karena sel lemak mengandung sedikit air. Cairan tubuh
terdiri dari dua kompartemen cairan, yaitu: ruang intra seluler (cairan dalam
sel) dan ruang ekstra selulur (cairan dalam sel). Kurang lebih 2/3 cairan tubuh
berada dalam kompratemen cairan intra sel, dan kebanyakan terdapat pada massa
otot skeletal. 60% berat badan tubuh adalah:
a. Cairan
intrasel (CIS) 40% dari berat badan
b. Cairan
ekstrasel (CES) 20% dari berat badan yang terdiri dari cairan intraveskuler
(plasma) 5% dari berat badan, dan cairan interstisil 15% dari berat badan.
- Tujuan Masalah
1. Mengetahui
pengertian dan bagian – bagian dari cairan tubuh dan elektrolit
2. Mengetahui
fungsi cairan tubuh
3. Mengetahui
elektrolitutama yang terdapat pada tubuh manusia
4. Mengetahui
faktor – faktor yang mempengaruhi pada keseimbangan cairan dan elektrolit
- Rumusan Masalah
1. Sebutkan
pengertian dan bagian – bagian dari cairan tubuh dan elektrolit ?
2. Sebutkan
fungsi dari cairan tubuh ?
3. Sebutkan
elektrolit utama yang terdapat pada tubuh manusia ?
4. Sebutkan
faktor – faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit
1
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian
Kebutuhan cairan dan elektrolit
adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang
tetap dalam berespon terhadap stressor fisiologis dan lingkungan.
B.
Distribusi Cairan Tubuh
Cairan
tubuh didistribusi dalam dua kompertemen yang berbeda yaitu cairan ekstrasel
dan cairan intrasel.Ekstrasel terdiri dari cairan interstisial dan cairan
intravaskuler. Cairan interstisial mengisi ruangan yang berada antara sebagian
sel tubuh dan sejumlah besar lingkungan cairan tubuh. 15 % berat tubuh
merupakan cairan interstisial.Cairan intravaskuler terdiri dari plasma yang
menyusun tubuh sekitar 5% dari berat manusia.Cairan intrasel adalah cairan di
dalam membran sel yang berisi substansi terlarut atau solut yang penting untuk
keseimbangan cairan dan elektrolit serta metabolisme.Cairan intrasel membentuk
40% dari berat tubuh.
Fungsi
Cairan Tubuh :
- Mempertahankan panas tubuh dan pengaturan temperature tubuh.
- Transport nutrient ke sel.
- Transport hasil sisa metabolisme.
- Transport hormone.
- Pelumas antar organ.
f. Mempertahankan
tekanan hidrostatik dalam system kardiiovaskuler.
C.
Elektrolit Tubuh
Cairan
yang beredar di dalam tubuh baik intrasel maupun ekstrasel mengandung
elektrolit, mineral dan sel. Elektrolit
adalah unsur atau senyawa yang jika melebur kedalam air atau pelarut lain akan
pecah dan mampu membawa muatan listrik.
2
Elektrolit
yang bermuatan positif dinamakan kation sedangkan yang bermuatan negative
dinamakan anion. Elektrolit sangat penting pada banyak fungsi tubuh termasuk
fungsi neuromuscular dan keseimbangan asam basa.
Mineral
yang dicerna sebagai senyawa biasanya dengan nama logam, non logam, radikal
atau fosfat. Mineral bekerja sebagai katalis dalam respon saraf, kontraksi
otot, dan metabolisme zat gizi yang terdapat dalam makanan. Selain itu mineral
juga mengatur keseimbanagn elektrolit dan produksi hormon serta menguatkan
struktur tulang. Contoh dari mineral adalah zat besi dan zink. Sel merupakan
unit fungsional dasar dari semua jaringan hidup. Contoh sel darah merah dan sel
darah putih.
D.
Pergerakan Cairan dan Elektrolit
Perpindahan
cairan tubuh dan elektrolit tergantung pada permiabilitas membran sel atau kemampuan membran untuk di tembus cairan dan
elektrolit. Cara perpindahan itu adalah:
a. Difusi
merupakan perpindahan materi padat,partikel, seperti gula pada cairan,berpindah
dari konsentasi tinggi ke konsentrasi rendah.
b. Osmosis
adalah perpindahan pelarut murni seperti air, melalui membran semipermiabel
dari larutan yang memiliki konsentrasi solut rendah ke larutan yang memiliki
konsentrasi solut tinggi. Hal ini untuk menyamakan konsentrasi larutan kedua
sisi membran. Suatu larutan yang osmolalitasnya sama dengan plasma darah
disebut isotonik
c. Filtrasi
merupakan suatu proses perpindahan zat dan substansi yang dapat larut secara
bersamaan sebagai respon terhadap adanya tekanan cairan. Proses ini aktif di
dalam bantalan kapiler, tempat perbedaan tekanan hidrostatik atau gradient yang
menentukan perpindahan air, elektrolit dan substansi terlarut lain yang berada
diantara cairan kapiler dan cairan interstisial. Tekanan hidrostatk adalah tekanan
yang dihaslkan oleh likuid di dalam ruangan.
d. Transport
aktif, berbeda dengan difusi dan osmosis. Transport aktif memerlukan aktivitas
metabolik dan pengeluaran energi untuk menggerakkan berbagai materi guna
menembus membran sel.
3
E.
Pengaturan Cairan Tubuh
a. Asupan Cairan
Asupan
cairan diatur melalui mekanisme haus yang berpusat di hipotalamus otak.
Stimulus fisiologi utama terhadap
pusat rasa haus adalah peningkatan konsentrasi plasma dan penurunan volume
darah.
Apabila
cairan yang hilang terlalu banyak maka Osmoreseptor akan mendeteksi kehilangan
tersebut dan mengaktifkan rasa haus. Faktor lain yang mempengaruhi rasa haus
adalah keringnya membran mukosa faring dan mulut, kehilangan kalium, dan
faktor-faktor psikologi. Air dapat juga diperoleh dari asupan makanan seperti
sayur, buah, daging, serta dari oksidasi bahan makanan. Orang yang hilang
kesadaran dan bayi tidak dapat merasakan haus pada dirinya sehingga mereka
beresiko mengalami dehidrasi.
b.
Haluaran Cairan
Cairan
terutama di keluarkan melalui ginjal dan saluran gastrointestinal. Pada orang
dewasa ginjal setiap menit menerima sekitar 125ml plasma untuk disaring dan
memproduksi urin sekitar 60ml(40-80ml). jumlah urin dipengaruhi oleh hormone
antidiuretik dan aldosteron.
Rata-rata
haluaran cairan setiap hari pada orang dewasa dengan berat badan 70kg
|
|
Organ
atau Sistem
|
Jumlah
(Ml)
|
Ginjal
Kulit
Kehilangan
tak kasat mata
Kehilangan
kasat mata
Paru-paru
Saluran
pencernaan
Jumlah
total
|
1500
600-900
600
400
100
3200-3500
|
4
Kehilangan
air tak kasat mata terjadi secara terus menerus dan tak dapat dirasakan oleh
manusia. Kehilangan air secara kasat mata terjadi melalui keringat yang
berlebih dan dapat dirasakan oleh individu. Jumlah pengeluaran keringat ini
secara langsung berhubungan dengan banyaknya olah raga, suhu lingkungan dan
aktivitas metabolik.
Paru-paru
juga mengalami kehilangan air yang tidak dapat dirasakan oleh individu.
Kehilangan cairan dapat meningkat sebagai respon terhadap adanya perubahan
frekuensi dan kedalaman pernafasan seperti yang terjadi pada seseorang yang
melakukan olah raga berat atau seseorang yang sedang demam. Selain itu, alat
untuk memberikan oksigen dapat meningkatkan kehilangan air yang tidak dirasakan
dari paru-paru karena oksigen lebih kering dibanding dengan udara lain. Muntah
dan diare akan meningkatkan jumlah pengeluaran cairan dari saluran pencernaan.
c. Hormon
Hormon
utama yang dapat mempengaruhi seimbangan cairan dan elektrolit adalah ADH dan Aldosteron.
Keadaan kurang air akan meningkatkan osmolalitas darah dan keadaan ini akan
direspon oleh kelenjar hipofisis dengan melepaskan ADH. ADH akan menurunkan
produksi air dengan cara meningkatkan reabsorbsi cairan dalam tubulus ginjal.
Aldesteron
adalah mineralokortikoid yang dihasilkan oleh korteks adrenal. Aldesteron
mengatur keseimbangan-keseimbangan natrium dan kalium dengan cara mensekresikan
kalium dalam tubulus ginjal dan mengabsorsi natrium. sehingga air juga akan
direabsorbsi dan dikembalikan kecairan darah.
Selain
dari dua hormon di atas juga ada yang dinamakan glukokortikoid yang membantu
dalam keseimbangan cairan dan elektrolit. Kelebihan hormon di dalam sirkulasi
akan menyebabkan tubuh menahan natrium dan air yang dikenal dengn sindrom
cushing.
5
F.
Pengaturan Elektrolit
1. Kation
Kation utama yaitu Natrium (Na+),
Kalium (K+), Kalsium (Ca2+) dan Magnesium (Mg2+)
yang terdapat didalam cairan intrasel dan ekstrasel. Kerja ion-ion ini
mempengaruhi transmisi neurokimia dan transmisi neuromuscular yang mempengaruhi
fungsi otot, irama dan kontraktilitas jantung, alam perasaan dan perilaku serta
fungsi saluran pencernaan.
Natrium merupakan kation yang paling
banyak jumlahnya dalam cairan ektrasel. Ion natrium terlibat dalam
mempertahankan keseimbangan air, mentransmisi impul saraf dan melakukan
kontraksi otot. Natrium diatur oleh asupan garam, aldosteron dan haluaran urin.
Sumber utama natrium adalah garam dapur, daging yang telah diolah, makanan
ringan dan makanan kaleng.
Kalium merupakan kation intrasel utama
yang mengatur rangsangan neomuskular dalam kontraksi otot. Sumber kalium utama
pada gandum utuh, daging, polong-polongan, buah-buahan dan sayur-sayuran.
Kalium diatur oleh ginjal. Suatu kondisi yang menurunkan haluaran urin akan
menurunkan ekskresi kalium. Mekanisme pengaturan lain adalah dengan pertukaran
ion kalium dengan ion natrium ditubulus ginjal. Bila natrium dipertahankan,
kalsium akan dieksresi.
Kalsium didalam cairan ektrasel diatur
melalui kerja kelenjar parateroid dan teroid. Hormon parateroid mengontrol
keseimbangan kalsium tulang, absorbsi kalsium digastro intestinal dan ekskresi
kalsium diginjal.
Magnesium diekskresi melalui mekanisme
ginjal. Perubahan kadar magnesium sering dihubungkan dengan penyakit yang
serius dan menghasilkan gejala-gejala yang mencerminkan adanya perubahan fungsi
neuromuscular dan kardiofaskular.
2. Anion
Anion
utama adalah klorida (Cl-), Bikarbonat (Hco3-)
dan fosfat (PO3-).
Keseimbangan
klorida dipertahankan melalui asupan makanan dan ekskresi serta reabsorbsi
renal. 6
Pengaturan bikarbonat
Apabila
tubuh memerlukan lebih banyak basa, ginjal akan mereabsorbsi bikarbonat dalam
jumlah yang lebih besar dan bikarbonat tersebut akan dikembalikan ke dalam
cairan ektrasel.
Pengaturan fosfat
Fosfat
secara normal diabsorbsi melalui saluran gastrointestinal. Kalsium dan fosfat
berbanding terbalik secara proporsional. Jika salah satunya naik maka yang lain
turun.
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit.
Gangguan
cairan berupa
- Ketidakseimbangan isotonik
- Sindrom ruang ketiga
- Ketidakseimbangan osmolar
Ketidakseimbangan
elektrolit berupa ketidakseimbangan natrium, kalium, kalsium, magnesium dan
klorida.
G. Keseimbangan Asam Basa
Keseimbangan
asam-basa tercapai jika kecepatan total tubuh yang memproduksi asam atau basa
sama dengan kecepatan tubuh mengekskresikan asam atau basa
tersebut.Keseimbangan ini menghasilkan stabilny konsentrasi ion hidrogen di
dalam cairan tubuh (dinyatakan dalam pH).pH merupakan skala untuk mengukur
keasaman atau alkanitas (bersifat
basa) suatu cairan.
Jenis-jenis
regulator asam –basa di dalam tubuh merupakan sistem bufer kimia ,biologis dan
fisiologis.Bufer adalah suatu substansi atau kelompok substansi yang
dapat mengabsorpsi atau melepaskan ion-ion hidrogen untuk memperbaiki adanya
ketidakseimbangan asam-basa
Bufer Kimiawi
a)Sistem bufer asam
karbonat- bikarbonat
b)Sistem bufer
protein plasma (albumin,fibinogen, dan protrombin)
7
Bufer Biologis
Terjadi
saat ion hidrogen di absobsi atau di lepaskan oleh sel untuk mengompensasi
ketidak-seimbangan asam basa
Bufer Fisiologis
Melibatkan
respon kompensasi di dalam paru-paru atau ginjal
G. Gangguan
Keseimbangan Cairan,Elektrolit dan, Asam-Basa
Gangguan
volume meliputi kekurangan dan kelebihan volume cairan osmolar dan isotonik
Klien
yang berusia sangat muda,lansia atau klien yang menderita penyakit kronis dan
akut yang parah,beresiko mengalami ketidakseimbangan cairan,elektrolit,dan asam-basa
H. PROSES KEPERAWATAN
- Pengkajian
Pengkajian keperawatan secara umum
pada pasien dengan gangguan atau resiko gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit meliputi
·
Kaji riwayat kesehatan dan keperawatan untuk identifikasi
penyebab gengguan keseimbangan cairan dan elektrolit
·
Kaji menefestasi klinik melalui
Cairan hipoternis adalah cairan yang
konsentrasi zat terlarut/kepekatannya melebihi cairan tubuh, contohnya larutan
dextrose 5% dalam NaCl normal, Dextrose 5% dalam RL, Dextrose 5% dalam NaCl
0,4%
- Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang umum
terjadi pada klien dengan resiko atau gangguan kseimbangan cairan dan
elektrolit adalah :
·
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ansietas,
gangguan mekanisme pernafasan, abnormalitas nilai daran nyeri
·
Penurunan kordiak output berhububgan dengan dysritmia
kardio, ketidak seimbangangan elektrolit
8
·
Gangguan keseimbangan volume cairan : kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan diare, kehilangan cairan lambung, diaphoresis,
polyuria
·
Gangguan keseimbangan cairan tubuh : berlebih berhubungan
dengan anuria, penuria
Kardiak output, gangguan proses
keseimbangan, penumpukan cairan di ekstraseluler
·
Kerusakan membran mukosa mulut berhubungan dengan kekurangan
volume cairan
·
Gangguan intregitas kulit berhubungan dengan dehidrasi dan
atau edama
·
Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan edema
- Intrervesi Keperawatan
Intervesi
keperawatan yang umum dilakukan pada pasien gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit adalah :
- Atur intake cairan dan elektrolit
- Berikan terapi intravena (IVFD) sesuai kondisi pasien dan intruksi dokter dengan memperhatikan : jenis cairan, jumlah/dosis pemberian, komplikasi dari tindakan
- Kolaborasi pemberian obat – obatan seperti : deuretik, kayexalate
- Provide care seperti : perawat kulit, safe environment
- Evaluasi/Kriteria hasil
ü Intake dan output dalam batas
keseimbangan
ü Elektrolit serum dalam batas normal
Vital sing dalam batas normal
9
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Bahwa setiap manusia
itu membutuhkan cairan untuk memenuhi kebutuhan cairan dalam tubuh agar tubuh
bisa melakukan aktivitas . jika tubuh kekurangan cairan maka sistem kerja tubuh
tidak seimban karena cairan merupakan suatu hal penting untuk manusia dapat
melakukan aktivitasnya. Kekurangan volume cairan bisa di definisikan adalah
suatu keadaan pada individu yang mengalami dehidrasi intrasel, vaskular, atau
selular yang berhubungan dengan
kehilangan yang aktiv.
B.
SARAN
Dari kesimpulan
diatas kita sebagai manusia harus selalu menjaga keseimbangan cairan dalam
tubuh agar tubuh tidak mengalami gangguan dan tidak mengalam ketidakseimbangan
cairan yang bisa menimbulkan akibat yang lebih dari ketidakseimbangan cairan
tersebut
10
DAFTAR PUSTAKA
Potter & perry.
2006, fundamental keperawatan
konsep,proses, dan praktik .jakarta :EGC
Comments
Post a Comment