KEBUTUHAN AKTIVITAS




KEPERAWATAN DASAR
KEBUTUHAN AKTIVITAS


DI SUSUN OLEH :
PITOYO                                                       (14.0601.0001)
JOKO SIGIT                                             (14.0601.0002)
DIKA MERLINA                                      (14.0601.0004)
HENI SEPTRYANINGRUM                   (14.0601.0005)
AKHMAD FAIZIN                                     (14.0601.0006)
EVIE INDAYANI                                       (14.0601.0007)
FIFI ELLA KURNIYAWATI                  (14.0601.0008)
DIANA WERDININGSIH                                    (14.0601.0009)
TIKA RESTU NINGTYAS                      (14.0601.0010)
BELLA ZUHROTUL FALAH                 (14.0601.0011)
RINI LISTYOWATI                                 (14.0601.0012)
ONGKY SATIA PAMBUDI                    (14.0601.0013)
HANIF NUR AFIF                                     (14.0601.0014)


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2014


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah , segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, hidayah dan karunianya yang tiada ternilai kepada penyusun, shalawat serta salam semoga tercurah pada Rasululloh Muhammad SAW, keluarga dan segenap sahabat – sahabatnya, hingga akhir jaman, Amin.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan dan do’a, semoga Allah membalas amal baik yang telah dilakukan umat-Nya atas sesama.Amin
Kritik dan saran yang membangun dari para pembaca makalah ini sangat penyusun harapkan demi penyempurnaan makalah ini, karena penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna.
Akhirnya hanya kepada-Nyalah kita memohon semoga Allah SWT menjadikan berbagai amalan kita ikhlas karena-Nya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.




Magelang,20 November 2014



Penyusun





                                                                                                                                                                                                                                                                               i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ...... i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ...... ii
BAB 1 : PENDAHULUAN
A.Latar Belakang....................................................................................................... ...... 1
B.Rumusan Masalah.................................................................................................. ...... 1
C,Tujuan Masalah ............................................................................................................. 2
BAB 2 : PEMBAHASAN
A. Pengertian Mobilitas dan iobilitas......................................................................... ...... 3
B. Sistem Tubuh Yang Berperan....................................................................................... 6
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mobilitas...................................................... ...... 8
D. Efek Fisiologis dan Psikologis imobilitas.............................................................. ...... 9
E. Asuhan Keperawatan ................................................................................................... 13
BAB 3 : PENUTUP
A.   Kesimpulan........................................................................................................... ...... 17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... ...... 18


                                                                  




                                                                                                                                                    ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah, teratur, mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup sehat, dan penting untuk kemandirian (Barbara Kozier, 1995). Sebaliknya keadaan imobilisasi adalah suatu pembatasan gerak atau keterbatasan fisik dari anggota badan dan tubuh itu sendiri dalam berputar, duduk dan berjalan, hal ini salah satunya disebabkan oleh berada pada posisi tetap dengan gravitasi berkurang seperti saat duduk atau berbaring (Susan J. Garrison, 2004).
Mobilisasi secara garis besar dibagi menjadi 2, yaitu mobilisasi secara pasif dan mobilisasi secara aktif. Mobilisasi secara pasif yaitu: mobilisasi dimana pasien dalam menggerakkan tubuhnya dengan cara dibantu dengan orang lain secara total atau keseluruhan. Mobilisasi aktif yaitu: dimana pasien dalam menggerakkan tubuh dilakukan secara mandiri tanpa bantuan dari orang lain (Priharjo, 1997).
Mobilisasi secara tahap demi tahap sangat berguna untuk membantu jalannya penyembuhan pasien. Secara psikologis mobilisasi akan memberikan kepercayaan pada pasien bahwa dia mulai merasa sembuh. Perubahan gerakan dan posisi ini harus diterangkan pada pasien atau keluarga yang menunggui. Pasien dan keluarga akan dapat mengetahui manfaat mobilisasi, sehingga akan berpartisipasi dalam pelaksanaan mobilisasi

B.     RUMUSAN MASALAH
1.Apa pengertian mobilitas dan iobilitas ?
2.Apa saja sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan aktivitas ?
3.Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas ?
4.Bagaimana efek fisiologis dan psikologis imobilisas ?
5.Bagaimana proses keperawatan kebutuhan aktivitas ? 
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                  1
C.    TUJUAN MASALAH
1.Mengetahui pengertian mobilitas dan iobilitas.
2.Mengetahui sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan aktivitas.
3.Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas.
4.Mengetahui efek fisiologis dan psikologis imobilitas.
5.Mengetahui proses keperawatan kebutuhan aktivitas.
                                                                                                                                                                                                                                                                         










               



                                                                                                                                                                                                               
                                                                                                                               
                                                                                                                                        2
BAB 2
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN MOBILITAS DAN IMOBILITAS
1.      Mobilisasi
a)      Pengertian
Merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannnya. Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah, teratur, mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup sehat, dan penting untuk kemandirian (Barbara Kozier, 1995).
b)      Jenis Mobilisasi
Jenis mobilisasi ada dua yaitu sebagai berikut:
·         Mobilisasi Penuh
Bergerak secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi soal dan menjalankan peran sehari-hari.
·         Mobilisasi Sebagian
Bergerak dengan batasan jelas dan tidak mampu bergerak dengan bebas karena dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sensorik pada area tubuhnyaHal ini dapat dijumpai pada kasus cedera atau patah tulang.Mobilisasi sebagian ini dibagi menjadi dua jenis yaitu
ü  Mobilitas Sebagian Temporer yaitu merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya sementara.Hal itu dapat disebabkan oleh trauma pada muskuloskeletal,contohnya adanya dislokasi sendi dan tulang.


                     
    3
ü  Mobilitas Sebagian Permanen yaitu merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya menetap. Hal tersebut disebabkan rusaknya sistem syaraf yang reversibel, contoh: hemiplegia akibat stroke, paraplegi karena cedera tulang belakang.
2.      Imobilitas
a)      Pengertian
Keadaan dimana individu tidak dapat bergerak dengan bebas karena kondisi yang mengganggu pergerakan(aktivitas).misalnya trauma tulang belakang ,cedera otak berat disertai fraktur pada ekstremitas dan sebagainya.Imobilisasi merupakan pembatasan gerak atau keterbatasan fisik dari anggota badan dan tubuh itu sendiri dalam berputar, duduk dan berjalan, hal ini salah satunya disebabkan oleh berada pada posisi tetap dengan gravitasi berkurang seperti saat duduk atau berbaring (Susan J. Garrison, 2004).
b)      Jenis Imobilitas
Ada beberapa jenis imobilitas yaitu sebagai berikut
·         Imobilitas Fisik,merupakan pembatasan pergerakan secara fisik dengan tujuan mencegah terjadinya gangguan komplikasi pergerakan,contohnya pada  pasien hemiplegi,dan fraktur.
·         Imobilitas Intelektual, merupakan keadaan ketika seseorang mengalami keterbatasan daya pikir, seperti pada pasien yang mengalami kerusakan otak akibat suatu penyakit.
·         Imobilitas Emosional, merupakan keadaan ketika seseorang mengalamim pembatasan secara emosional karena adanya perubahan secara tiba-tiba dalam menyesuaikan diri,sebagai contoh keadaan stres berat dapat disebabkan karena adanya bedah amputasi ketika seseorang mengalami kehilangan bagian anggota tubuh atau kehilangan sesuatu yang dicintai.                                                                                                                                                                                                                                      4
·         Imobilitas Sosial, keadaan individu yang mengalami hambatan dalam berinteraksi sosial karena keadaan penyakitnya sehingga mempengaruhi perannya dalam kehidupan sosial.

c)      Perubahan sistem tubuh akibat imobilitas
·         Perubahan metabolisme
Mengakibatkan proses anabolisme menurun & katabolisme meningkat. Proses imobilitas juga menyebabkan penurunan ekskresi urine & peningkatan nitrogen.
·         Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
Mengakibatkan persediaan protein menurun & konsentrasi protein serum berkurang. Berkurangnya perpindahan cairan dari intravaskuler ke interstisial menyebabkan oedem.
·         Gangguan pengubahan zat gizi
Disebabkan oleh menurunnya pemasukan protein dan kalori dapat mengakibatkan pengubahan zat-zat makanan pada tingkat sel menurun shg sel tidak menerima glukosa, asam amino, lemak dan oksigen untuk metabolism.
·         Gangguan fungsi gastrointestinal
Menyebabkan gangguan fungsi gastrointestinal karena imobilitas dapat menurunkan hasil makanan yg dicerna, shg penurunan jumlah masukan yg cukup dpt menyebabkan mual, perut kembung, dan gangguan proses eliminasi.
·         Perubahan system pernapasan
Mengakibatkan kadar hemoglobin menurun, eksoansi oaru menurun, dan terjadi lemah otot.
·         Perubahan kardiovaskuler
Berupa hipotensi ortostatik, meningkatnya kerja jantung dan terjadinya pembentukan thrombus.



                                                                                                                5
·         Perubahan sistem musculoskeletal
ü  Gangguan muscular
Menurunnya massa otot sebagai dampak imobilitas dpt menyebabkan turunnya kekuatan otot secara langsung. Contoh: otot betis seseorang yg dirawat lebih dari 6 minggu ukurannya akan lebih kecil dan terasa lemah
ü  Gangguan skeletal
     Misalnya: akan mudah terjadi kontraktur sendi dan osteoporosis.
·         Perubahan sistem integument
Berupa penurunan elastisitas kulit karena menurunnya sirkulasi darah akibat imobilitas dan terjadinya iskemia serta nekrosis jaringan dg adanya luka dekubitus.
·         Perubahan eliminasi
Penurunan jumlah urine yg mungkin disebabkan oleh kurangnya asupan dan penurunan curah jantung shg aliran darah renal.
·         Perubahan perilaku
Akan timbul rasa bermusuhan, bingung, cemas, emosional tinggi, depresi, perubahan siklus tidur, dan menurunnya koping mekanisme


B.     SISTEM TUBUH YANG BERPERAN DALAM KEBUTUHAN AKTIVITAS
1.      Tulang
Tulang merupakan organ yang memiliki berbagai fungsi, yaitu fungsi mekanis untuk membentuk rangka dan tempat melekatnya berbagai otot, fungsi sebagai tempat penyimpanan mineral khususnya kalsium dan fosfor yang bisa dilepaskan setiap saat susuai kebutuhan, fungsi tempat sumsum tulang dalam membentuk sel darah, dan fungsi pelindung organ-organ dalam.
Terdapat tiga jenis tulang, yaitu tulang pipih seperti tulang kepala dan pelvis, tulang kuboid seperti tulang vertebrata dan tulang tarsalia, dan tulang panjang seperti tulang femur dan fibia. Tulang panjang umumnya berbentuk lebar pada kedua ujung dan menyempit di tengah.
                                                                                                                                  6
Bagian ujung tulang panjang dilapisi kartilago dan secara anatomis terdiri dari epifisis, metafisis, dan diafisis. Epifisis dan metafisis terdapat pada kedua ujung tulang dan terpisah dan lebih elastic pada masa anak-anak serta akan menyatu pada masa dewasa.

2.      Otot dan Tendom
Otot memiliki kemampuan berkontraksi yang memungkinkan tubuh bergerak sesuai dengan keinginan. Otot memiliki origo dan insersi tulang, serta dihubungkan dengan tulang melalui tendon yang bersangkutan, sehingga diperlukan penyambungan atau jahitan agar dapat berfungsi kembali.

3.      Ligamen
Ligamen merupakan bagian yang menghubungkan tulang dengan tulang. Ligamen pada lutut merupakan struktur penjaga stabilitas, oleh karena itu jika terputus akan mengakibatkan ketidakstabilan.

4.      Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri atas sistem saraf pusat (otak dan modula spinalis) dan sistem saraf tepi (percabangan dari sistem saraf pusat). Setiap saraf memiliki somatic dan otonom. Bagian soamtis memiliki fungsi sensorik dan motorik. Terjadinya kerusakan pada sistem saraf pusat seperti pada fraktur tulang belakang dapat menyebabkan kelemahan secara umum, sedangkan kerusakan saraf tepi dapat mengakibatkan terganggunya daerah yang diinervisi, dan kerusakan pada saraf radial akan mengakibatkan drop hand atau gangguan sensorik pada daerah radial tangan.

5.      Sendi
Sendi merupakan tempat dua atau lebih ujung tulang bertemu. Sendi membuat segmentasi dari rangka tubuh dan memungkinkan gerakan antar segemen dan berbagai derajat pertumbuhan tulang. Terdapat beberapa jenis sendi, misalnya sendi synovial yang merupakan sendi kedua ujung tulang berhadapan dilapisi oleh kartilago artikuler, ruang sendinya tertutup kapsul sendi dan berisi cairan synovial.
                                                                                                                                                                                                                                                                7
Selain itu, terdapat pula sendi bahu, sendi panggul, lutut, dan jenis sendi lain sepertii sindesmosis, sinkondrosis dan simpisis.

C.    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOBILITAS

Mobilitas seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, dan diantaranya :

1.      Gaya Hidup
Perubahan gaya hidup dapat memengaruhi kemampuan mobilitas seseorang karena gaya hidup berdampak pada perilaku atau kebiasaan sehari-hari.

2.      Proses Penyakit/Cedera
Proses penyakit dapat memengaruhi kemampuan mobilitas karena dapat memengaruhi fungsi sistem tubuh. Sebagai contoh, orang yang menderita fraktur femur akan mengalami keterbatasan pergerakan dalam ekstrimitas bagian bawah.

3.      Kebudayaan
Kemampuan melakukan mobilitas dapat juga dipengaruhi kebudayaan. Sebagai contoh, orang yang memiliki budaya sering berjalan jauh memiliki kemampuan mobilitas yang kuat; sebaliknya ada orang yang mengalami gangguan mobilitas (sakit) karena adat dan budaya tertentu dilarang untuk beraktivitas.

4.      Tingkat Energi
Energi adalah sumber untuk melakukan mobilitas. Agar seseorang dapat melakukan mobilitas dengan baik, dibutuhkan energi yang cukup.

5.      Usia dan Status Perkembangan
Terdapat perbedaan kemampuan mobilitas pada tingkat usia yang berbeda. Hal ini dikarenakan kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak sejalan perkembangan usia.


                                                                                                                                                    8
D.    EFEK FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS IMOBILISAS
1.            Dampak psikologis :
a.       Penurunan motivasi.
b.      Kemunduran kemampuan dalam memecahkan masalah.
c.       Perubahan konsep diri.
d.      Ketidaksesuaian antara emosi dan situasi.
e.       Perasaan tidak berharga dan tidak berdaya.
f.       Keseoian yang diekspresikan dengan perilaku menarik diri dan apatis.

2.            Dampak fisik :
a.       System musculoskeletal
·         Osteoporosis
Tanpa adanya aktifitas tanpa memberi beban kepada tulang, tulang akan mengalami demineralisasi. Proses ini akan menyebabkan tulang kehilangan kekuatan dan kepadatannya sehingga tulang menjadi keropos dan mudah patah.
·         Atrofi otot
Otot yang tidak dipergunakan dalam waktu lama akan kehilangan sebagian besar kekuatan dan fungsi normalnya.
·         Kontraktur
Pada kondisi imobilisasi, serabut otot tidak mampu memendek atau memanjang. Lama-kelamaan kondisi ini akan menyebabkan kontraktur. Proses ini sering mengenai sendi, tendon, dan ligament.
·         Kekakuan dan nyeri sendi.
Pada kondisi imobilisasi, jaringan kolagen pada sendi dapat mengalami ankilosa. Selain itu tulang juga akan mengalami demineralisasi yang akan menyebabkan akumulasi kalsium pada sendi yang dapat mengakibatkan kekakuan dan nyeri pada sendi.




                                                                                                                9
b.      Eliminasi urine
Masalah yang umum ditemui pada system perkemihan akibat imobilisasi antara lain :
·         Statis urine
Saat individu berada dalam posisi berbaring untuk waktu lama, gravitasi justru akan menghambat proses tersebut. Akibatnya pengosongan urine akan terganggu dan terjadilah statis urine (terhentinya atau terhambatnya aliran urine).
·         Batu ginjal
Terjadi akibat ketidakseimbangan antara kalsium dan asam sitrat yang menyebabkan kelebihan kalsium. Akibatnya urine menjadi basa, dan garam kalsium mempresipitasi terbentuknya batu ginjal. Pada posisi horizontal akibat imobilisasi, pelvis ginjal yang terisi urine basa menjadi tempat yang ideal untuk pembentukan batu ginjal.
·         Retensi urine
Kondisi imobilisasi menyulitkan upaya seseorang untuk melemaskan otot perineum pada saat berkemih. Selain itu, penurunan tonus otot kandung kemih juga menghambat kemampuan untuk megosongkan kandung kemih secara tuntas.
·         Infeksi perkemihan
Urine yang statis merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri. Selain itu sifat urine yang basa akibat hiperkalsiuria juga mendukung proses tersebut. Organisme yang umumnya menyebabkan infeksi saluran kemih adalah Escherichia Coli.

c.       Gastrointestinal
Kondisi imobilisasi memengaruhi tiga fungsi system pencernaan, yaitu fungsi ingesti, digesti, dan eleminasi. Dalam hal ini, masalah yang umum ditemui salah satunya adalah konstipasi. Konstipasi terjadi akibat penurunan peristalsis dan mobilitas usus.                                                                                                                                                                                                                                                                    10
Jika konstipasi terus berlanjut, feses akan menjadi keras dan diperlukan upaya kuat untuk mengeluarkannya.
d.      Respirasi
·         Penurunan gerak penapasan
Kondisi ini dapat disebabkan oleh pembatasan gerak, hilangnya koordinasi otot, atau karena jarangnya otot tersebut digunakan, obat-obat tertentu dapat juga mengakibatkan kondisi ini.
·         Penumpukan secret
Normalnya sekret pada saluran pernapasan dikeluarkan dengan perubahan posisi atau postur tubuh, serta dengan batuk. Pada kondisi imobilisasi, sekret berkumpul pada jalan napas akibat gravitasi sehingga mengganggu proses difusi oksigen dan karbondioksida di alveoli. Selain itu upaya batuk untuk mengeluarkan sekret  juga terhambat karena melemahnya tonus otot-otot pernapasan.
·         Atelektasis
Pada kondisi tirah baring, perubahan aliran darah regional dapat menurunkan produksi surfaktan. Kondisi ini ditambah dengan sumbatan sekret pada jalan napas, dapat mengakibatkan atelektasis.

e.       System kadiovaskular
·         Hipotensi ortostatik
Hal ini terjadi karena system saraf otonom tidak dapat menjaga keseimbangan suplai darah ke tubuh sewaktu individu bangun dari posisi berbaring dalam waktu yang lama. Akibatnya perfusi di otak mengalami gangguan, dan dapat mengalami pusing, berkunang-kunang, bahkan pingsan.
·         Pembentukan trombus
Thrombus atau massa padat darah terbentuk  di jantung atau pembuluh darah biasanya disebabkan oleh tiga faktor yakni gangguan aliran balik vena menuju jantung, hiperkoagulabilitas darah, dan cedera pada dinding pembuluh darah. Jika trombus lepas dari dinding pembuluh darah dan masuk ke sirkulasi disebut embolus.
                                                                                                              11
·         Edema dipenden
Edama dipenden dapat terjadi pada area-area yang menggantung, seperti kaki dan tungkai bawah pada individu yang sering duduk berjuntai du kursi. Edema ini menghambat aliran balik vena menuju jantung yang mengakibatkan lebih banyak edema.
f.        Metabolisme dan nutrisi
·         Penurunan laju metabolisme
Laju metabolisme basal adalah jumlah energy minimal yang digunakan untuk mempertahankan proses metabolisme. Pada kondisi imobilisasi, laju metabolism basal, mobilitas usus serta sekresi kelenjar digestif menurun seiring dengan penurunan kebutuhan energy tubuh.
·         Balans nitrogen negative
Pada kondisi imobilisasi, terdapat ketidakseimbangan antara proses anabolisme dan katabolisme protein. Dalam hal ini, proses katabolisme melebihi anabolisme. Akibatnya jumlah nitrogen yang diekskresikan meningkat dan menyebabkan balans nitrogen negative.
·         Anoreksida
Penurunan nafsu makan biasanya terjadi akibat penurunan laju metabolisme dan peningkatan katabolisme yang kerap menyertai kondisi imobilisasi. Jika asupan protein kurang kondidi ini bisa menyebabkan ketidakseimbangan nitrogen yang dapat berlanjut pada status malnutrisi.

g.      System integument
·         Turgor kulit menurun
Kulit dapat mengalami antropi akibat imobilitas yang lama. Selain itu, perpindahan cairan antar-kompartemen pada area tubuh yang menggantung dapat mengganggu keutuhan dan kesehatan dermis dan jaringan subkutan. Pada akhirnya kondidi ini akan menyebabkan penurunan elastisitas kulit.


                                                                                                              12
·         Kerusakan kulit
Kondisi imobilitas mengganggu sirkulasi dan suplai nutrient menuju area tertentu. Ini mengakibatkan iskemia dan nekrosis jaringan superficial yang dapat menimbulkan ulkus dekubitus.

h.      System neurosensorik
Ketidakmampuan mengubah posisi menyebabkan terhambatnya input sensorik, menimbulkan perasaan lelah, iritabel, persepsi tidak realistis, dan mudah bingung.

E.     ASUHAN KEPERAWATAN PADA MASALAH KEBUTUHAN MOBILITAS DAN IMOBILITAS

1.      Pengkajian Keperawatan
ª      Riwayat Keperawatan Sekarang
Meliputi alas an pasien yang menyebabkan terjadi keluhan atau gangguan dalam mobilitas dan imobilitas, seperti adanya nyeri, kelemahan otot, kelelahan, tingkat mobilitas dan imobilitas, dan lama terjadinya gangguan imobilitas.
ª      Riwayat Keperawatan Penyakit yang Pernah Diderita
Berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan mobilitas misalnya adanya riwayat penyakit system neurologis, riwayat penyakit system kardiovaskular, riwayat penyakit system pernapasan, riwayat pemakaian obat.
ª      Kemampuan Fungsi Motorik
Pengkajian fungsi motorik antara lain pada tangan kanan dan kiri, kaki kanan dan kiri untuk menilai ada atau tidaknya kelemahan, kekuatan dan spastic.
ª      Kemampuan Mobilitas
Dilakukan untuk menilai kemampuan gerak keposisi miring, duduk, berdiri, bangun, dan berpindah tempat tanpa bantuan.
ª      Kemampuan Rentang Gerak
Pengkajian rentang gerak dilakukan pada daerah seperti bahu, siku, lengan, panggul, dan kaki.
                                                                                                                          13
ª      Perubahan Intoleransi
Berhubungan dengan perubahan system pernapasan antar lain: suara napas, analisis gas darah, gerakan dinding torax, adanya mucus, batuk yang produktif diikuti panas dan nyeri saat respirasi.
ª      Kekuatan Otot dan Gangguan koordinasi
Dalam mengkaji kekuatan otot dapatditentukan kekuatan secara bilateral atau tidak.
ª      Perubahan Psikologis
Disebabkan oleh adanya gangguan mobilitas dan imobilitas antara lain perubahan perilaku, peningkatan emosi, perubahan dalam mekanisme koping.

2.      Diagnosis
ª      Gangguan mobilitas fisik akibat trauma fraktur
ª      Gangguan penurunan curah jantung
ª      Risiko cidera akibat orthostatic pneumonia
ª      Intoleransi aktivitas akibat menurunnya tonus dan kekuatan otot
ª      Sindrom perawatan diri akibat menurunnya fleksibilitas otot
ª      Tidak efektifnya pola napas akibat menurunnya ekspansi paru
ª      Gangguan pertukaran gas akibat menurunnya gerakan respirasi
ª      Gangguan eliminasi akibat imobilitas
ª      Retensi urine akibat gangguan mobilitas fisik
ª      Inkotinensia urine akibat gangguan mobilitas fisik
ª      Perubahan nutrisi akibat menurunnya nafsu makan
ª      Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit akibat kurangnya asupan
ª      Gangguan interaksi social akibat imobilitas
ª      Gangguan Meningkatkan konsep diri akibat imobilitas

3.      Perencanaan Keperawatan
Tujuan:
ª      Meningkatkan kekuatan, ketahanan otot, dan fleksibilitas sendi

  14
ª      Meningkatkan fungsi kardivaskuler
ª      Meningkatkan fungsi respirasi
ª      Meningkatkan fungsi gastrointestinal
ª      Meningkatkan fungsi system perkemihan
ª      Memperbaiki gangguan psikologis

4.      Tindakan Keperawatan
a.       Pengaturan Posisi Tubuh sesuai Kebutuhan Pasien
Dapat dilakukan dg pengaturan posisi dalam mengatasi masalah kebutuhan mobilitas dapat disesuaikan dg tingkat gangguan seperti:
·         Posisi fowler : Posisi setengah duduk atau duduk dimana bagian kepala tempat tidurlebih tinggi atau dinaikan
·         Posisi sim : Posisi miring ke kanan atau miring kiri
·         Posisi trendelenburg : Posisi berbaring di tempat tidur dg bagian kepala lebih rendah daripada bagian kaki
·         Dorsal recumbent : Posisi berbaring terlentang dg kedua lutut fleksi di atas tempat tidur
·         Lithotomi : Posisi berbaring telentang dg mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas bagian perut
·         Genu pectoral : Posisi menungging dg kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian alas tempat tidur

b.      Latihan ROM Pasif dan Aktif
Pasien yang mobilitas sendinya terbatas karena penyakit, diabilitas atau trauma memerlukan latihan sendi.
·         Fleksi dan Ekstensi Pergelangan Tangan
·         Fleksi dan Ekstensi Siku
·         Pronasi dan Supinasi Lengan Bawah
·         Pronasi Fleksi Bahu

  15
·         Abduksi dan Adduksi
·         Rotasi Bahu
·         Fleksi dan Ekstensi jari-jari
·         Infersi dan  Efersi kaki
·         Fleksi dan Pergelangan kaki
·         Fleksi dan Ekstensi Lutut
·         Rotasi Pangkal Paha
·         Abduksi dan Adduksi Pangkal Paha
5.      Evaluasi
Yang diharapkan dari hasil tindakan keperawatan untuk mengatasi gangguan mobilitas adalah sebagai berikut:
·         Peningkatan fungsi system tubuh
·         Peningkatan kekuatan dan ketahanan otot
·         Peningkatan fleksibilitas sendi
·         Peningkatan fungsi motorik, perasaan nyaman pada pasien, dan ekspresi pasien menunjukan keceriaan.










                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                  16
BAB 3
 PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Mobilisasi dan imobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannnya. Jenis mobilitas ada dua yaitu sebagai berikut mobilitas penuh dan mobilitas sebagian
Mobilitas seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor ,diantaranya adalah gaya hidup,proses penyakit atau cedera, kebudayaan,tingkat energi,usia dan status perkembangan.
Imobilitas adalah keadaan dimana individu tidak dapat bergerak dengan bebas karena kondisi yang mengganggu pergerakan(aktivitas).misalnya trauma tulang belakang ,cedera otak berat disertai fraktur pada ekstremitas dan sebagainya. Ada beberapa jenis imobilitas yaitu imobilitas fisik,imobilitas intelektual, imobilitas emosional, dan imobilitas sosial.
Adanya imobilisasi dalam tubuh dapat mempengaruhi sistim tubuh , seperti perubahan padaa metabolisme tubuh , ketidakseimbangan cairan dan elektrolit , gangguan dalam kebutuhan nutrisi,gangguan fungsi gastrointestinal,perubahan sistim pernapasan , perubahan kardiovaskuler , perubahan sistem muskuloskeletal , perubahan kulit , perubahan eliminasi , dan perubahan perilaku.
















                                                                                                                                                  17
DAFTAR  PUSTAKA

Perry, Potter. 2005. Fundamental keperawatan, edisi 4, volume 2.
Jakarta : EGC

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Tarwoto dan Wartonah. 2003. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Wilkinson, Judith. M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Dasar Intervensi
NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC

Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika

Comments

Popular posts from this blog

WAWANCARA DENGAN SEORANG PENGUSAHA WARUNG MAKAN

KONSEP KEBUTUHAN CAIRAN

GASTRITIS